Senin, 09 April 2012

RESENSI KETIKA CINTA BERTASBIH


KETIKA CINTA BERTASBIH

JUDUL BUKU      : KETIKA CINTA BERTASBIH
PENGARANG      : HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
SUTRADARA       : CHAERUL UMAM
DURASI                 : 120 MENIT
                Habiburrahaman El Shirazy, lahir di Semarang pada 30 September 1976. Beliau menempuh pendidikan terakhir di Fakultas Ushuluddin, jurusan Hadist, Universitas Al-Azhar, Cairo dan selesai tahun 1999. Beliau juga merampungkan Postgraduate Diploma (Pg.D)  di The Institude of Islamic Studies in Cairo.
Beberapa prestasi yang telah diraih Habiburrahman :
v  Juara I lomba baca puisi religious tingkat SLTA Se-Jateng (1994)
v  Juara I lomba pidato bahasa Arab se-Jateng (1994)
v  Juara I lomba baca puisi Arab tingkat nasional (1994)
v  Pena Award 2005
v  The Most Favorite Book and Writer 2005
v  IBF Award 2006
Kang Abik (demikian novelis muda ini dipanggil adik-adiknya) juga telah meghasilkan beberapa karya, baik yang sudah terbit maupun yang akan terbit, diantaranya :
·         Ayat-Ayat Cinta
·         Ketika Cinta Bertasbih
·         Di Atas Sajadah cinta
·         Ketika Cinta Berbuah Syurga
·         Pudarnya Pesona Cleopatra
Ini adalah film kedua yang diangkat dari novel karya Habiburrahman El-Shirazy setelah sebelumnya Hanung Bramantyo membesut Ayat-ayat Cinta ke dalam layar lebar. Meskipun temanya sama-sama tentang cinta dan dibalut dalam atomosfir agama Islam, Ketika Cinta Bertasbih (KCB) punya beberapa perbedaan dibanding pendahulunya.
Pertama, tentu aja dukungan sponsor yang jauh lebih kuat. Dengan puluhan nama perusahaan besar di belakangnya, termasuk salah satu bank nasional terbesar di Indonesia, KCB bisa melakukan pengambilan gambar selama 22 hari di Mesir. Hal yang nggak bisa dilakukan di Ayat-ayat Cinta.
Kedua, nama-nama besar yang terlibat dalam pembuatan film ini. Chaerul Umam, sutradara senior yang pernah mendapatkan Piala Citra tahun 1992 untuk film Ramadhan dan Ramona, dipilih untuk menggarap KCB bareng penulis naskah kawakan Imam Tantowi. Ada juga sederetan aktor dan aktris terkenal yang ikut bermain dalam film ini. Sebut aja Didi Petet, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, bahkan penampilan cameo dari Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsudin.
Ketiga, hampir semua pemeran utama dalam film ini didapat dari roadshow casting yang digelar di sembilan kota di Indonesia. Sebisa mungkin,  yang terpilih untuk memerankan masing-masing tokoh di KCB adalah orang yang kepribadian dan ciri-ciri fisiknya sesuai dengan tokoh tersebut. Setidaknya di mata para juri alias casting director, yang terdiri dari Didi Petet, Neno Warisman, Deddy Mizwar, dan sang penulis novel sendiri Habiburrahman El-Shirazy.
Akting Oki Setiana Dewi, cewek asal Batam yang memerankan tokoh Anna, patut diacungi jempol. Tampil natural dan nggak dibuat-buat, cewek berjilbab sama sekali nggak terlihat seperti aktris pendatang baru. Hal yang sama juga terjadi pada Kholidi Asadil Alam yang memerankan Azzam, tokoh utama yang jadi sentral cerita di KCB. Meskipun kadang masih terlihat kaku, cowok yang sedang menuntut ilmu agama di sebuah Pondok Pesantren ini punya potensi untuk jadi aktor profesional.
Jalan ceritanya yang berkisah tentang lika-liku para mahasiswa Indonesia di Mesir dalam mencari jodoh. Secara plot emang nggak ada masalah, kecuali beberapa adegan sempilan yang sebenarnya nggak penting. Tapi berhubung banyak pemain yang masih baru, ada cukup banyak scene yang jadinya terlihat lebay dan dibuat-buat. Ada penambahan cerita yang membuat lucu film ini, yaitu temennya Azzam yang dari Palembang yang suka sama Cut Mala.
Proses editingnya juga belum terlalu rapi. Keliatan banget saat adegan makan malam di pinggir pantai, tokoh Azzam dan Furqon mengobrol di depan blue screen yang dibuat seperti background pantai. Tapi karena editingnya masih kasar, adegan itu jadi terlihat agak culun.
Secara keseluruhan sih film ini cukup menghibur. Meskipun membawa nama agama, dialog-dialog di KCB nggak terkesan menghakimi atau menasehati penonton (kecuali mungkin obrolan Azzam dengan Eliana di dalam bis). Yang disayangkan, ternyata film yang emang akan ada sekuelnya ini nggak diakhiri dengan kata 'Tamat', melainkan 'To Be Continued'. Lengkap dengan cuplikan adegan-adegan di film KCB 2. Persis kayak sinetron

 KUNGGULAN
Novel ini menghadirkan kisah percintaan bukan sekedar terhadap lawan jenis tapi jauhmengungkapkan kecintaan terhadap Allah. Merupakan salah satu novel pembangun jiwa yang penuh akan makna. Gaya bahasa yang ringan dan alur cerita yang mudah dimengerti membuat pembaca seakandapat melihat apa yang ingin diperlihatkan penulis novel. Sarat akan pengetahuan. Kata-katanya santun dan mudah di pahami. Kertas novel menggunakan kertas quarto yang bagus dan bersih. Perwatakan tokoh mudah dimengerti, dan di gambarkan jelas.

KELEMAHAN
Untuk novel dengan pengarang yang sama dan konsep yang sama pula, latar yang dipilihkurang variatif.

 PENDAPAT AKHIR
Novel percintaan yang satu ini pantas di baca oleh siapa saja. Sesuai dengan konsepnya, yaitu novel pembangun jiwa, novel ini dapat memberikan semangat pada jiwa untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Selain itu, novel ini penuh dengan ilmu pengetahuan yang akan memperluas wawasan kita terhadap dunia.



SINOPSIS FILM
Azzam adalah seorang pemuda sederhana yang memilih untuk menuntut ilmunya di Kampus Al-Azhar, Cairo. Azzam dikenal sebagai sosok yang tegas dan dewasa. Dia sangat memegang teguh prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Di kalangan teman-temannya pun Azzam menjadi panutan dan sosok yang bisa diandalkan. Setelah bapaknya meninggal, sebagai anak tertua dalam keluarganya, dialah yang menanggung kehidupan keluarganya di Solo. Oleh karena itu, selain sebagai mahasiswa, dia juga bekerjakeras sebagai pembuat tempe dan bakso untuk menghidupi ibu dan adik-adik perempuannya di Indonesia serta kehidupannya sendiri di Cairo. Bahkan Azzam, rela meninggalkan kuliahnya untuk sementara dan lebih berfokus untuk mencari rezeki. Meski terkadang ada rasa iri melihatteman-teman satu angkatannya yang sudah terlebih dahulu lulus, bahkan ada yang hampir menyelesaikan S2-nya tapi Azzam segera sadar kalau dia tidak sama dengan teman-temannya yang lain.
Azzam lebih dikenal sebagai tukang tempe di kalangan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Al Azhar. Azzam juga sering mendapatkan undangan dari duta besar Indonesia yang ada di Mesir untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pada acara-acara kebesaran. Jadi, selain terkenal di kalangan mahasiswa sebagai tukang tempe, Azzam juga terkenal di kalangan para duta besar. Saat bekerja itulah Azzam mengenal sosok Eliana. Eliana adalah sosok yang sempurna secara fisik. Putri duta besar, cantik, dan salah seorang lulusan Universitas di Jerman. Akan tetapi, prinsip-prinsi keislaman yang Azzam pegang teguh membuat Azzam mampu menepis perasaannya.
Novel ini juga menceritakan perjalana Azzam, Anna dan Furqon. Didalam perjalanan menuntut ilmu itu mereka banyak menghadapi konflik, khususnya didalam mencari jodoh.
          Anna Altafunnisa adalah anak dari seorang kiai ternama disebuah pesantren termahsyur di Desa Wangen yakni, Kiai Lutfi. Ia tumbuh dan besar dengan akhlak dan budi pekerti yang baik, ditambah lagi dengan paras yang cantik dan menawan, sehingga banyak mahasiswa Al- Azhar yang suka dan menaruh perhatian padanya termasuk diantara mereka Azzam dan Fuqran, serta laki-laki yang kenal dengan Anna di Indonesia, khususnya para santri dari pada pesantren Wangen.
          Saat Anna kembali ke Indonesia, karena ia mendapat kesempatan untuk membuat penelitian dalam penyelesaiaan tesisnya, saat itulah Ayahnya meminta pada Anna agar memilih salah satu lamaran-lamaran yang telah datang pada nya, yang selama ini banyak lamaran yang datang dan banyak juga yang ditolaknya. Saat itu ayahnya mengatakan satu lamaran yang datang dari orang yang sangat dikenalnya Yaitu M. Ilyas, sedangkan yang datang langsung pada Anna Yaitu Fuqran Andi Haswan, yang melamarnya melalui ustadz Mujab.
          Dalam kebimbangannya  memilih antara Ilyas dan Furqan, ada seorang lelaki yang sebenarnya yang telah memikat hatinya dan diharapkannya bertemu kembali. Ia bertemu baru pertama kali dan waktu itu Ia bertemu di Cairo, yang dikenal olehnya dengan nama Abdullah alias Azzam, seorang penjual bakso dan tempe sekaligus Mahasiswa di Universitas Al- Azhar, Cairo. Berhubungan lamaran yang datang hanya dari Ilyas dan Furqan, dan harus dipilih salah satu dari mereka secepatnya, maka Ia memilih Furqan yang seorang lulusan S2 di Cairo dan sedang mengambil S3 nya, terlebih lagi karena Ia tahu lebih dekat siapa Furqan, dan tidak memilih Ilyas, karena kurang dapat menjaga pandangannya terhadap wanita.
          Setelah terikat dengan Furqan tanpa diduga Ia bertemu kembali dengan orang yang pernah memikat hatinya, Azzam,dan yang sekarang ada di Indonesia, dan tanpa disadarinya Ia telah mengenal baik keluarga Azzam yang memang tinggal di Indonesia. Harapan yang telah disimpannya untuk Azzam telah terhalang dan harus dilupakan/ dihapus dari hidupnya karena Ia juga sudah memiliki Furqan sebagai calon suaminya, ternyata bagi Azzam yang juga menyimpan rasa yang sama pada Anna saat di Cairo harus rela melupakan Anna.
          Pernikahyan Anna dan Furqan berlangsung dan mereka hidup dengan baik. Begitu juga pada Azzam, setelah Anna menikah, ibunya menyuruh agar Ia segera mencari pasangan hidup, dan Azzam pun mencari pendampingnya. Banyak wanita yang sudah dilamarnya, tapi selalu ada saja yang tidak cocok untuk dirinya, hingga suatu saat lamaran diterima seorang wanita dan hampir terjadi akad, harus terputus karena suatu kecelakaan yang menyebabkan Ibunya meninggal dan Ia lumpuh untuk beberpa waktu yang cukup lama.
          Selam 6 bulan Anna dan Furqan dalam kehidupannya yang baik saja, dan saat itu juga hubungan mereka retak, Furqan menceritakan pada Anna bahwasanya dia sudah tidak perjaka lagi sebelum menikah dengan Anna dan dipastika terkena HIV dan karena itu juga Ia tidak pernah menyentuh Anna, sehingga akhirnya Ia terpaksa memberi kebebasan untuk Anna (cerai).
          Kembalilah Anna pada orang tuanya,. Azzam yang lumpuh setelah kecelakaan itu telah sembuh seperti semula, Ia mendatangi kiai Lutfi mohon bantuan mencarikan jodoh yang tepat sesuai permintaan Ibunya dulu. Kiai Lutfi lalu menceritakan seorang wanita yang dicerai suaminya karena suatu hal dan wanita itu masih perawan, yang diharapkan kiai Lutfi sendiri agar dapat diterima Azzam. Tanpa disadari Azzam Ia menerima tawaran Kiai Lutfi, agar menerima wanita itu menjadi istrinya, Azzam sangat senang begitu tahu kalau wanita yang diceritakan itu adalah orang yang pernah dicintainya yaitu Anna Althafunnisa, begitu juga sebaliknya Anna sangat senang karena Ia juga menjadi istri dari orang yang dulu sangat diharapkannya, atau cinta pertamanya.
          Setelah sebulan pernikahan Anna dengan Azzam, tiba-tiba Furqan kembali menghubungi Anna dan membawa rujukan, dan Ia menceritakan bahwa Ia tidak terkena HIV. Tapi semua sudah terjadi Anna dan Azzam sudah bahagia, dan mereka mendoakan agar Furqan menemukan pasangan hidup yang cocok untuk nya.

1.     TEMA        :
              “ Perjuangan hidup untuk mengapai kebahagiaan”
2.     ALUR / PLOT      :
              Dalam novel ini penilis menggunakan alur maju, karena dimulai dengan awal pertemuan Anna Althafunnisa dengan Azzam, yang mana mereka telah melewati liku-liku kehidupan hingga akhirnya mereka bersatu / menikah.
3.     SETTING / LOKASI
              Dalam novel ini tempat yang dipakai penulis untuk mengisi ceritanya terletak di Cairo, di Desa Kartasura, Desa Wangen jawa.


4.     PERWATAKAN / KARAKTER      :
·        Anna Althafunnisa ; Seorang gadis yang sangat sempurna dimata semua orang, selain pintar dan cantiknya, dia juga mempunyai budi pekerti yang baik
·        Khairul Azzam ; Seorang Pemuda yang bertanggung jawab terhadap keluarga dan atas setiap perbuatannya dan menjadi suami dari Anna Althafunnisa
·        Furqan Andi Hasan ; Seorang pemuda yang pernah menjadi suami I Anna dan bercerai karena suatu masalah yang sangat serius
·        Kiai Lutfi ; Seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab atas perbuatannya dan dapat menjadi panutan bagi masyarakat.
·        Ayatul Husna ; Gadis yang sangat menyayangi keluarganya dan menjadi perantara yang mempertemukan Anna dengan Azzam ketika di Indonesia
·        Pendukung lainnya.

5.     TOKOH     :
·         Oki Setiana Dewi as Anna Althafunnisa                                   
·         Kholidi Asadil Alam as Khairul Azzam
·         Meyda Sefira as Ayatul Husna
·         Andi Arsyil Rahman as Furqon Andi Hasan
·         Alice Norin as Eliana Pramesti
·         Dude Herlino as Muhammad Ilyas

1 komentar: